https://bit.ly/cuan128seo – Rasa emosi tak terbendung pakar sepak bola Vietnam minta FIFA segera usut naturalisasi pemain keturunan tidak jelas Malaysia.

Kekalahan telak Vietnam dari Malaysia di Kualifikasi Piala Asia 2027 benar-benar membuat publik Negeri Nasi bergejolak.

Skuad Harimau Malaya kembali menunjukkan tajinya, mengalahkan Vietnam di kandang dengan skor 4-0.

Warna baru menghiasi skuad Malaysia dalam kemenangan besar atas jawara Piala AFF 2024 itu.

Bagaimana tidak, empat gol yang dicetak Malaysia ke gawang Vietnam berkat kreasi para pemain naturalisasi baru.

Parade gol tuan rumah dimulai menit ke-49 lewat aksi Joao Figueiredo, pemain naturalisasi asal Brasil.

Berlanjut menit ke-59 lewat pemain naturalisasi asal Argentina, Roberto Holgado, Malaysia memimpin 2-0.

Giliran pemain keturunan Inggris, Corbin-Ong yang membawa kedudukan menjadi 3-0 untuk Malaysia.

Dan parade gol Harimau Malaya dicetak oleh Dion Cools, pemain keturunan Belgia.

Tak terima dengan kekalahan Vietnam yang dibuat babak belur lewat empat gol, pengamat lokal ultimatum FIFA.

Pengamat sepak bola Vietnam, Quang Huy, meminta FIFA segera menindak Malaysia karena naturalisasi tidak jelas.

Menurutnya, banyak pemain naturalisasi Harimau Malaya mengaku-aku punya keturunan Malaysia tetapi tanpa asal-usul jelas.

Hal ini sangat memalukan di mata Quang Hui, dan jika dibiarkan akan memberi dampak yang besar.

“Sejujurnya, FIFA mungkin tidak menyangka naturalisasi akan terjadi secara masif.”

“Dan kini hanya generasi ketiga dan keempat yang bisa dinaturalisasi,” kata Quang Huy.

“Ada kasus yang latar belakangnya tidak jelas, tetapi cukup dengan mengaku warga negara Malaysia saja bisa.”

“Situasi ini sangat memalukan,” imbuhnya.

Menurut Quang Huy, FIFA dan AFC harus mempertimbangkan kembali prosedur naturalisasi pemain keturunan.

Ia menekankan kedua lembaga itu seharusnya tidak hanya tergantung pada situasi masing-masing negara.

Fenomena naturalisasi kilat Malaysia bisa saja membuat suatu negara menaturalisasi 20 pemain secara langsung.

“FIFA dan AFC perlu mempertimbangkan kembali naturalisasi,” kata Quang Huy lagi.

“Harus ada standar tertentu dan tidak bisa bergantung pada masing-masing negara.”

“Ketika mereka menetapkan undang-undang sebelumnya, mereka tidak dapat membayangkan.”

“Bahwa ada tim yang dapat menghasilkan hampir 20 pemain naturalisasi dalam waktu singkat,” imbuhnya.

Pada intinya, FIFA dan AFC harus punya aturan yang jelas terhadap naturalisasi pemain keturunan.

Khususnya soal batasan, dan jika tidak ada batasan, maka pembinaan usia dini akan menjadi korban naturalisasi pemain.

“Setiap negara memiliki sudut pandang berbeda, tetapi ketika FIFA dan AFC perlu memiliki peraturan hukum yang jelas.”

“Ketika mereka memasukkan tim dalam kerangka kompetisi,” kata Quang Huy melanjutkan.

“Jika tidak, batasan pada pembinaan, pelatihan dan pengembangan sepak bola akan sepenuhnya terhapus,” pungkasnya.