
https://oke128seo.web.id/ – Pembalap Ducati, Marc Marquez, dinilai memiliki pendekatan yang brilian dalam mengalahkan para rival-rivalnya pada MotoGP 2025.
Setidaknya hingga delapan seri berjalan, geliat MotoGP 2025 mengarah kepada sosok Marquez yang kembali sulit dikalahkan bersama tim pabrikan Ducati.
Bagaimana tidak? Rider asal Spanyol tersebut tampil mumpuni sebagai rekrutan anyar dengan melebihi rekan setimnya Francesco Bagnaia.
Total 233 poin sudah dibukukan Marquez dari hasil enam podium dengan empat kemenangan dari balapan utama dan delapan podium dengan tujuh kemenangan sprint.
Sepak terjang Marquez hingga sejauh ini turut mengundang perhatian dari Lewis Duncan, jurnalis motorsport untuk media Crash.net.
Duncan menyebut bahwa kesulitan yang sempat dirasakan oleh peraih delapan gelar juara dunia itu tak ubahnya ujian mental untuknya.
Marquez dicap sempat menyembunyikan kendala yang ada di motor Desmosedici GP25 bahkan oleh rekannya sendiri Bagnaia sebelum di GP Aragon.
Ya, situasi sulit tersebut sempat membuat Marquez tak bisa meraih kemenangan dalam tiga seri beruntun yaitu di GP Spanyol, Prancis dan Inggris.
Walau di dua seri terakhir bisa mendapatkan podium, tapi apa yang dialami Marquez seolah menebalkan pandangan bahwa Ducati sedang mengalami krisis.
“Dia membicarakannya sepanjang akhir pekan, saya pikir ada unsur dia terganggu dengan kesalahan-kesalahan ini,” ucap Duncan.
“Dia mengatakan Ducati mengerti kesalahannya, tapi dia tidak boleh terlalu yakin karena sensasinya dengan motornya bagus.”
“Rasanya seperti ujian besar telah diatasi di sini, Aragon adalah sirkuit yang kuat bagi Marquez, begitu pula dengan COTA.”
“Sebagai pembalap pabrikan, dia bungkam tentang apa yang berubah pada motornya,” imbuhnya.
Pada GP Aragon akhir pekan kemarin, pabrikan Italia itu dianggap telah berhasil menghadirkan sensasi seperti awal musim bagi Marquez.
Rider berjuluk Baby Alien itu tampil dominan dengan selalu menjadi urutan pertama sejak sesi latihan bebas 1 atau FP1 hingga balapan utama.
“Sangat sulit untuk mengatakannya, hal itu membuat segalanya menjadi rumit untuk dipahami,” kata Duncan menjelaskan.
“Pada dasarnya, Ducati telah kembali ke sesuatu yang memberinya sensasi seperti di awal musim.”
“Saat Marquez seperti itu di Thailand, Argentina, Austin sebelum crash dia hanya berjarak dua setengah detik dari Bagnaia.”
“Jika dia akhirnya bisa melewati rintangan untuk tidak melakukan kesalahan di hari Minggu, itu adalah elemen lain yang tidak bisa dimanfaatkan oleh para rivalnya.”
“Mereka tidak bisa menekan Marquez karena dia tidak akan menyerah,” imbuhnya.
Marquez dianggap memiliki strategi yang brilian di mana itu terlihat ketika dia menjalani GP Inggris yang cukup dramatis.
Dia berhasil menunjukkan tipuan yang brilian dengan strateginya serta kemampuan beradaptasi yang cepat saat kondisi lintasan tak bisa ditebak.
“Para rider mengatakan pada hari Jumat bahwa Marquez selangkah lebih maju, jadi kami mengasumsikan bahwa ia akan memimpin dari depan,” kata Duncan.
“Itulah kejeniusan taktis yang sesungguhnya dari Marquez, dia mampu beradaptasi dengan cepat.”
“Sampai-sampai orang lain mengira ada pintu yang terbuka sehingga mereka mengubah cara membalapnya sepenuhnya, lalu semakin tersengat.”
“Marquez adalah lawan yang sulit dilawan, dan mereka tahu itu, tidak banyak yang bisa mereka lakukan,” imbuhnya.